my music

Kamis, 21 Maret 2013

STAFING



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
Manajemen sebagai suatu proses,
1.                  Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
2.         Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yangdiberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertianyang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya,Hilm an mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbinganatau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksudyang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
nah,,sekarang setelah kita mengetahui sedikit tentang manajemen,lebih mengkhusus lagi kita akan membahas apa itu manajemen staffing,karena begitu pentingnya masalah ini untuk dikaji,maka perlu untuk dibahas.

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu,Manajemen Staffing/Penempatan karyawan,terkait dengan kajian dalam topik ini,pertimbangan-pertimbangan yang perlu diketahui ,terkait dengan judul tersebut maka timbul pertanyaan sebagai berikut:
  1. Apa itu manajemen staffing (pengetahuan dasar)?
  2. Apa itu keputusan staffing?
  3. Apa aspek-aspek dalam manajemen staffing?
  4. Apakah ada strategi-strategi khusus dalam manajemen staffing?



C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu agar para pembacanya lebih mengetahui tentang staffing
D. BATASAN MASALAH
Makalah ini hanya memaparkan tentang pengetahuan dasar tentang staffing, pertimbangan organisasional dalam keputusan staffing, budaya organisasional, pokok masalah yang akan dipelajari pada fungsi pengisisan jabatan, tujuan staffing, prinsip staffing, hal-hal yang harus diperhatikan dalam staffing.
E. MANFAAT
Pembaca dapat mengetahui semua tentang staffing.











BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Dasar Tentang Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.Top of Form Organisasi-organisasi besar adalah organisasi dengan nilai budaya yang tinggi, dengan perhatian yang besar pada nilai, ekspektasi, dan perilaku. Biasanya didalam budaya tersebut pasti ada teamwork, fokus terhadap konsumen, perlakuan yang adil pada karyawan, inisiatif, dan inovasi. Budaya-budaya ini juga harus terus dikomunikasikan kepada karyawan, baik yang lama maupun yang baru. Karena itu, keputusan staffing adalah keputusan yang penting bagi organisasi, yang juga harus disesuaikan dengan strategi bisnis agar dapat menunjang budaya organisasinya.

B. Pertimbangan Organisasional dalam Keputusan Staffing
Strategi bisnis harus ada kesesuaian antara strategi yang diinginkan perusahaan dengan karakteristik orang yang dharapkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Dalam hal ini, ada dua model dimensional yang dapat dipertimbangkan, yaitu :
a. Strategi organisasi selama tahap perkembangan
Untuk alasan strategik, pertimbangan tahap perkembangan bisnis sangat penting karena kebanyakan darinya, seperti tingkat pertumbuhan, lini produk, teknologi, pangsa pasar, dls, akan berubah seiring perubahan organisasi. Pada masa awal, perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tingi, lini produk dasar, penekanan yang kuat pada engineering produk, dan tidak ada kesetiaan kustomer.
Sedangkan pada tahap perkembangan yang lebih tinggi, perusahaan akan fokus pada pengembangan pangsa pasar dan tim manajemen yang baik. Ketika mencapai tahap kedewasaan, perusahaan perlu mempertahankan pangsa pasar, pengurangan biaya melalui skala ekonomis, dan berbagai pengendalian lainnya. Pada tahap selanjutnya dimana organisasi semakin tua, ia harus berjuang untuk mempertahankan pangsa pasar. Ketahanan ekonomi menjadi motivasi utamanya.
b. Gaya manager yang berbeda-beda dalam tiap tahapannya.
Pada tahap awal, perusahaan perlu memiliki manager yang mampu berjuang di lingkungan yang penuh resiko, memiliki nilai kewirausahaan, dan mampu merespon cepat terhadap perubahan kondisi. Ditahap pertumbuhan, kewirausahaan masih diperlukan, namun hal penting lainnya adalah manager yang juga mampu mengembangkan sistem manajemen yang stabil untuk mempertahankan kemenangan yang dicapai pada masa awal. Ketika organisasi mencapai tahap kedewasaan, diperlukan manager yang tidak membutuhkan banyak variasi dalam pekerjaannya, mampu mengembangkan skala ekonomis terus-menerus, dan mau memantau berulang-ulang kegiatan operasinya. Sebaliknya, jika perusahaan telah menua maka dibutuhkan manager yang bisa menjadi penggerak besar. Manager yang memiliki kewirausahaan masih sesuai untuk masa ini, dimana mereka harus melakukan segala cara untuk menyelamatkan keuangan perusahaan.

C. Budaya organisasional
Budaya organisasi harus disampaikan kepada karyawan baru, bahkan pada proses penyeleksian berlangsung. Agar staffing berjalan lancar, karyawan harus merasa cocok dengan budaya ditempatnya bekerja. Untuk menyampaikan budaya organisasi, hal-hal berikut dapat dilakukan :
1. Pernyataan formal atas filosofi perusahaan dan materi yang digunakan untuk perekrutan, penyeleksian, dan sosialisasi karyawan baru.
2. Kriteria promosi.
3. Cerita, legenda, maupun mitos mengenai orang-orang dan peristiwa kunci di organisasi.
4. Apa yang diperhatikan, diukur, dan dikendalikan oleh para pemimpin organisasi.
5. Kriteria implisit dan yang mungkin digunakan pemimpin untuk menentukan siapa yang sesuai dengan posisi kunci di organisasi.

Budaya organisasi memiliki dua implikasi atas keputusan staffing, yaitu :
1.   Perbedaan bervariasi antara berbagai organisasi. Individu akan mempertimbangakn hal ini apabila informasinya tersedia dalam proses pencarian kerja mereka.
2.   Apabila hal lain konstan, individu yang memilih pekerjaan dan organisasi yang konsisten dengan nilai, kepercayaan, dan sikap mereka akan lebih produktif dan memuaskan.
a. Logika dari penyeleksian personel dalam proses penyeleksian, jumlah kandidat yang ada harus melebihi jumlah lowongan yang tersedia. Jika tidak, perusahaan tidak akan memiliki pilihan yang mencukupi untuk disaring dan dipilih yang terbaik.
b. Reliabilitas dari pengukuranUntuk menghindari resiko kesalahan dalam proses penyeleksian, media pengukur yang digunakan haruslah valid dan dapat diandalkan. Sebuah pengukuran dapat dianggap valid dan dapat diandalkan jika hasilnya konsisten dan stabil dari waktu ke waktu, dari satu sampel ke sampel lain, dan penilaian dari penguji yang berbeda-beda.





D. POKOK MASALAH YANG AKAN DIPELAJARI PADA FUNGSI PENGISIAN JABATAN
Pokok masalah yang akan dipelajari pada fungsi pengisian jabatan ini, adalah:
1. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan, baik kualitas maupun kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Penarikan (Recruiting)
            Penarikan adalah kegiatan mencari dan mempengaruhi tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di perusahaan.
a. Sumber karyawan:
-          Sumber internal
Karyawan yang akan mengisi lowongan jabatan yang lowong, ditarik dari karyawan yang telah ada dalam perusahaan. Penarikan dilakukan dengan cara “mutasi” atau transfer, baik sifatnya vertical (promosi-demosi maupun horizontal (rotasi). Demosi yaitu mutasi dengan cara penurunan pangkat atau jabatan seseorang karyawan.  Promosi adalah mutasi dengan menaikkan pangkat atau jabatan seseorang, sehingga authority dan responsibility-nya semakin besar biasanya diikuti dengan kenaikan pendapatan.
-          Sumber eksternal
Untuk mengisi lowongan jabatan yang kosong ditarik orang-orang dari luar perusahaan, yaitu:
-          Lembaga pendidikan
-          Kantor penempatan tenaga kerja
-          Pusat tenaga kerja
-          Nepotisme atau kawan-kawan karyawan.


3.      Seleksi
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau yang ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu. Dasar seleksi adalah job spesification dari perusahaan bersangkutan.
a. Metode seleksi, dikenal atas:
-    Metode nonilmiah
Seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada criteria/standar atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja.
-    Metode Ilmiah
Seleksi yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata jabatan yang akan diisi serta berpedoman kepada criteria spesifikasi dan standar-standar tertentu.
b. Sistem seleksi, dikenal atas:
-    Succesive Hurdles
Sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing yakni jika peserta tidak lulus pada suatu testing maka ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.
c. Prosedur Seleksi
-    Seleksi surat surat lamaran
-    Pemeriksaan referensi
-    Wawancara pendahuluan
-    Seleksi ilmu pengetahuan
-    Tes psikologi
-    Tes kesehatan
-    Wawancara akhir dengan atasan langsungnya
-    Memutuskan diterima atau tidak

d. Tingkat-tingkat seleksi:
Tingkat – tingkat seleksi dikenal atas:
-    Seleksi tingkat pertama adalah seleksi yang dilakukan menurut prosedur yang telah ditetapkan perusahaan bersangkutan dan jika lulus maka pelamar dinyatakan diterima dengan status karyawan percobaan atau calon pegawai (capeg).
-    Seleksi tingkat kedua adalah seleksi yang dilakukan selama masa percobaan (capeg) dengan cara mengamati dan menilai mental, perilaku, kedisiplinan, dan kemampuan nyata calon karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
-    Seleksi tingkat ketiga adalah seleksi dengan mengikuti prajabatan atau pelatihan, jika lulus maka calon karyawan diangkat menjadi karyawan tetap.
e.  Penyeleksi
Penyeleksi adalah orang – orang yang melaksanakan seleksi itu, baik dilakukan secara individu maupun kolektif. Penyeleksi ini dapat dilakukan oleh :
-    Bagian urusan sumber daya manusia
-    Pihak ketiga yang professional
-    Kombinasi USDM dan pihak ketiga.

4.      Penempatan
Penempatan adalah kegiatan untuk menempatkan orang-orang yang telah lulus seleksi pada jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan dan klasifikasi-klasifikasi pekerjaan. Penempatan ini sangat penting karena aktivitas – aktivitas perusahan baru dapat dilakukan, jika semua jabatan ada penjabatnya.
a. Dalam penempatan karyawan baru ini dilakukan orientasi dan induksi.
-          Orientasi artinya memberitahukan kepada karyawan baru tentang hak dan kewajibannya, tugas dan tanggung jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah dan struktur organisasi perusahaan serta memperkenalkannya kepada para karyawan lama. Orientasi ini bertujuan supaya karyawan baru itu merasa dirinya telah diterima dalam lingkungan pekerjaannya, sehingga ia tidak canggung lagi untuk mengerjakan tugas – tugasnya. Orientasi ini merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh USDM atau bagian personalia perusahaan bersangkutan.
-          Induksi adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang telah ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Dengan induksi ini diharapkan karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan, sehingga ia dapat mengerjakan tugas – tugasnya secara efektif dan efisien. Jika induksi ini tidak berhasil maka karyawan percobaan ini kemunngkinan besar akan dikeluarkan. Jadi induksi ini merupakan tolak ukur apakah seorang karyawan dapat diterima menjadi karyawan suatu perusahaan.
b. Pelatihan
Pelatihan (training) karyawan perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerjanya. Pelatihan ini memerlukan biaya, tetapi biaya – biaya ini menjadi investasi jangka panjang di bidang sumber daya manusia bagi perussahaan bersangkutan. Pelatihan adalah proses peningkatan kemampuan teknis dan moral kerja karyawan operasional sesuai dengan kebutuhan tugas – tugasnya.
Metode – metode pelatihan menurut Andrew F. Sikula:
1.      On the job training
2.      Vestibule school
3.      Demonstration and example
4.      Apparenticeship training
5.      Classroom methodes




5.      Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dengan suatu perusahaan. Pemberhentian karyawan disebabkan oleh keinginan perusahaan, keinginan karyawan, kontrak kerja habis, peraturan perburuhan, pensiun, dan atau meninggal dunia. Setiap karyawan yang berhenti selalu membawa biaya – biaya, seperti biaya penarikan, seleksi, dan pelatihan yang merugikan perusahaan.

E. TUJUAN STAFFING
1.      Terwujudnya sinergitas pekerja sesuai dengan seluruh tugas dan kewajibannya
2.      Terwujudnya mekanisme kerja yang kooperatif, efektif dan terpadu
3.      Memudahkan pekerja dengan keahlian pada bidang masing-masing menyelesaikan tugasnya dengan baik
4.      Mendorong pekerja untuk memberikan daya guna dan hasil guna yang maksimal bagi organisasi

F.     PRINSIP STAFFING
Dalam staffing berlaku prinsip utama yaitu : “The Right Man in The Right Place and Time” yang berarti bahwa setiap personel ditempatkan pada unit kerja yang sesuai dengan keahlian dan kecakapannya, dengan demikian suatu perkerjaan/tugas dalam unit kerja dilakukan oleh orang yang tepat dan mendapat hasil pekerjaan yang optimal.
Jika prinsip ini tidak diterapkan, dan menempatkan personel pada tugas dan jenis pekerjaan yang bukan keahliannya, maka akan menghambat upaya pencapaian tujuan administrasi itu sendiri, sebab hasil dari pekerjaan tersebut cenderung kurang berdaya guna bagi organisasi.
Hal ini sering terjadi pada unit kerja yang kekurangan karyawan, sehingga memaksa seorang karyawan membawahi dan mengerjakan beberapa jenis pekerjaan yang bukan pada bidang keahliannya, atau bisa terjadi karena menempatkan seseorang atas pendekatan nepotisme tanpa memperhatikan keahlian orang tersebut, tindakan nepotisme ini tentu akan membuka peluang kolusi dan korupsi yang berakibat buruk terhadap kemajuan unit organisasi kerja itu sendiri.

G. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM STAFFING

Demi suksesnya penataan kepegawaian, seorang administrator hendaknya dapat memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan staffnya, bukan hanya dari segi materi tetapi juga kesejahteraan jasmani maupun rohani yang dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat.
Seorang adiministrator juga harus menyediakan situasi dan kondisi kerja yang layak dan memadai, tentram, aman dan nyaman sehingga para karyawan makin menyukai pekerjaannya, makin menekuni tugasnya, makin puas dengan hasil karyanya, bangga dengan jabatannya sehingga menimbulkan kepuasan lahir batin yang dapat senantiasa memotivasi peningkatan kariernya, disertai loyalitas kerja yang tinggi.
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut :
1.      Pemberian motivasi, agar karyawan bekerja lebih giat.
2.      Insentif/gaji yang layak
3.      Penghargaan, terhadap jasa-jasa karyawan yang bersifat membangun bagi unit kerja.
4.      Bimbingan dalam melakukan pekerjaan, bantuan dalam pekerjaan yang sulit.
5.      Kesempatan untuk mengupdate diri dan pengetahuan dengan memberikan kesempatan dan bantuan dalam rangka peningkatan karier, seperti bantuan dana melanjutkan pendidikan, mengikuti penataran, dll selama tidak menganggu pekerjaan.
6.      Mengurus dan mengusulkan kenaikan jabatan dan gaji tepat waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7.      Mempererat ikatan sosial antar karyawan, dengan membentuk koperasi karyawan, kegiatan-kegiatan seperti olahraga, diskusi dll yang berhubungan dengan pengembangan potensi dan hobi karyawan.















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Staffing bukanlah kegiatan manajemen yang mudah,perlu banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dijalankan dan tentunya harus akurat,karena jika terjadi kekeliruan maka akan menimbulkan kekacauan dalam pekerjaan yang akhirnya menimbulkan ketidak profesioanalan.

B. SARAN
Bertolak dari strategi dalam Manajemen Staffing ,maka penyusun memberikan saran sebagai berikut :
  1. Patuhilah segala aturan/tips-tips dalam manajemen staffing sebagai landasan dalam meniti sebuah keprofesionalan dalam pekerjaan.
  2. Banyaklah belajar dari seorang yang sudah terbukti mampu menangani masalah ini,karena pengalaman adalah guru yang terbaik.




DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan masalah , Cetakan ke-    10 , Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995

diakses pada tanggal 3 september 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar